Ragam  

Wujud Syukur, Pemdes Soko Temayang Gelar Tradisi Nyadran

admin

BOJONEGORO – Tradisi sedekah bumi adalah ritual tradisional masyarakat khususnya di Jawa. Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang masih kental menjalankan tradisi ini. Seperti di Desa soko Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro. Jumat 6 Mei 2022

Merangkum dari berbagai Narasumber di Desa Soko Kecamatan Temayang, sedekah bumi atau nyadran ( manganan) atau sebutan lain masyarakat setempat merupakan wujud rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa setelah menerima hasil bumi yang melimpah. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun menurun dari nenek moyang.

Johan Kepala Desa soko menyampaikan,” Melalui tradisi ini kami Pemeritah Desa soko dan warga berharap agar diberi banyak limpahan rezeki dan dijauhkan dari bahaya oleh Yang Maha Kuasa. Sedekah bumi juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan antar warga” ungkapnya.

Kepala Desa Soko menambahkan, Kegiatan sedekah bumi /nyadran yang di selenggarakan oleh Pemerintah Desa Soko dan di bantu seluruh kedukuhan, seperti, Dusun soko, Dusun guyangan dan Dusun sumberpoh bertempat di Sumber Air Ubalan, Selain itu sedekah bumi juga bertujuan meneruskan atau melestarikan budaya Jawa yang turun temurun yang tidak boleh di hilangkan” ujarnya

[irp]

Lanjut Kades, selama terdampak pandemi covid 19 di Desa soko hanya bisa merayakan dengan sederhana, walaupun sederhana kami tetap mengutamakan kesakralan dan makna dari sedekah bumi/ nyadran ini di masa pandemi covid-19″ ucapnya.

Disisi lain salah satu panitia penyelenggara kegiatan sedekah bumi menyampaikan, Belakangan ini mulai tahun 2020 membuat masyarakat mengeluh karena kebijakan Pemerintah Pusat terkait Peraturan baru tentang Pencegahan Virus Corona 19 yang melarang untuk mengadakan kegiatan yang bersifat menimbulkan kerumunan.Namun Alhamdulilah pada tahun ini kami bisa merayakan adat istiadat Jawa dengan normal dan penuh kesakralan dan kegiatan berjalan dengan lancar dan aman” tuturnya.

Sedekah bumi/nyadran di Desa soko Kecamatan Temayang juga menghasilkan 7 gunungan hasil dari pertanian dan di hibur dengan seni tradisional Jawa karawitan atau tayub.(slh/red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *