Bojonegoro – Khayangan api merupakan sebuah julukan yang diberikan kepada api abadi yang tidak pernah padam mesti diguyur hujan yang berlokasi di Desa Sendang Harjo Ngasem Kabupaten Bojonegoro, dan menjadi api terbesar di Asia Tenggara. Fenomena geologi berupa gas api dari dalam tanah menjadikan api ini tidak pernah padam.
Wisata Khayangan Api Bojonegoro menawarkan keindahan Pesona alam yang masih berbaur pada zaman kerajaan dan pesona alam yang masih alami dan pemadangan yang cantik sebagai pilihan untuk melepas penat dan juga bisa membuat koleksi foto foto prewedding dan juga untuk pengambilan foto model.
Seperti yang di lakukan oleh dua pemilik salon, Kusmi salon dan Setiya salon yang di dukung Photography lentera produksien untuk pengabilan foto foto prewedding. Minggu 12 Juni 2022.
Aris Rubiyanto Pemilik Lentera Photography mengaku sangat sering melakukan pengambilan Photo Prewedding di area Wisata Khayangan Api tersebut, karena hanya di wisata khayangan api ini lah satu satu nya wisata yang menyajikan pemandangan yang sangat khas dan baik untuk koleksi foto prewedding.
“Selain Tiketnya terjangkau tempat wisata khayangan api ini juga sangat dekat dengan rumah saya yang dimana jarak rumah dengan wisata khayangan api ini hanya berjarak sekitar 5Km saja, jadi lebih mudah dan sangat terjangkau”. Imbuh Aris.
Kusmi Wedding Salon dan Setiya Weding Salon adalah pelanggan setia di wisata khayangan api tersebut, mereka menuturkan jika di tempat inilah mereka selalu melakukan photo model untuk katalog sebagai bahan penawaran kepada para warga yang akan melangsungkan pernikahan bisa langsung ke alamat atau bisa menghubungi kami.
Kusmi Wedding Perum Citra Regency H5 Ngraseh -Dander, no hp +62 813-3208-3329,
Setiya wedding salon, Kare -Sendangrejo -Dander, no hp +62 858-9515-6705.
Di Wisata Kayangan Api ini, kita akan melihat kobaran api abadi yang seakan muncul dari balik bebatuan sangat cocok buat dekorasi foto foto prewedding.pungkasnya.
Wisata Khayangan Api atau Api Abadi juga terdapat empat bangunan berbentuk candi kecil, serta sebuah sumur “blekutuk” yang sering digunakan untuk merendam benda pusaka di waktu-waktu tertentu. Berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar, Kayangan Api sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, dan tidak pernah punah hingga sekarang. ( slh/ red )
