Bojonegoro – Antusias Para Petani Mengikuti Acara yang Digagas oleh Anggota DPRD Bojonegoro, Ahmad Suyono Membawa Misi Sinau Tani Cara Membuat Pupuk Biosaka. Dengan Bimbingan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah Tani dan Ketua Tani Muhammadiyah Bojonegoro di Desa Sendangagung, Sumberrejo, Bojonegoro, Jatim. Minggu (23/02/2025). Pagi sekira pukul 07:30 WIB.
Diawal kegiatan Ahmad Suyono mengajak para petani belajar bersama sama bagaimana cara membuat pupuk dan pemanfaatanya.
“Pada hari ini kita sama – sama untuk belajar. Bagaimana kita bertani membawa hasil. Kita bertani tentu ingin mecari untung. Kita sama belajar agar bertani hasil meningkat dan membawa hasil,” ungkap Suyono yang menjabat sebagai penasehat tani Jatam itu.
Masih di tempat yang sama, Abdul Rochim, sekretaris (Jatam) Jamaah Tani Muhamadiyah Kabupaten Bojonegoro menjelaskan tentang cara membuat pupuk organik biosaka dengan segenggam rumput yang terdiri 5 jenis dan air yang disiapkan di ember atau 5 liter. Namun, sebagai bahan utama menurutnya rumput alang – alang.
Kemudian lanjutnya, rumput itu dimasukkan dalam ember dan di remas – remas dengan memutar arah jam jam terbalik selama 20 menit. Setelah itu airnya akan berubah warna dan jadilah biosaka. Kemudian lanjut Rokhim, biosaka yang sudah jadi itu dengan ukuran 40 ml untuk 1 tangki semprotan.
“Jadi 40 ml itu dicampur dengan air biasa dan bisa untuk penggunaaan 1 tangki dan cara menyempeotnya jarak 1 meter dari tanaman atau semprotkan mengikuti arah angin,” jelasnya.
Selain itu Rochim menyebut, dengan penggunaan biosaka ini bisa untuk berbagai jenis tanaman lunak seperti padi, bawang merah dan tanaman buah serta tanaman keras. Keuntungan menggunakan biosaka selain mencegah hama penyakit tanaman juga meningkatkan hasil panen dan menghemat pupuk kimia hingga 50 persen.
Biosaka ini adalah organik yang artinya bio itu hidup dan saka itu selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka murni dari alam. “Sejak tahun 2022 saya mengaplikasikan di lahan saya. Dan alkhamdulillah ketika diaplikasikan secara nyata sangat bisa dirasakan. Jadi, bisa menghemat biaya pembelian pupuk pabrikan dan menghemat pupuk 50 persen. Dan hasilnya sudah dirasakan petani biosaka,” ungkapnya.
Sementara itu, Harno petani yang mengikuti pelatihan merespon positif dengan adanya pelatihan biosaka.
“Ya adanya pelatihan ini tambah bagus untuk membantu petani. Supaya mengenal pupuk alami biosaka. Mudahan – mudahan dengan penggunaan biosaka ini hasil panen lebih meningkat dengan menghemat penggunaan pupuk kimia,” tegasnya.
Usai pelatihan Ahmad Suyono berharap ini merupakan teknologi baru cara bertani dengan menggunakan biosaka. Jadi, teknologi ini harus sampai ke petani sehingga petani yang primitif bisa menjadi petani modern.
*Tujuannya bagaimana peningkatan produksi bagi petani. Jadi sangat hemat kita menggunakan biosaka sejak awal insyallah analis usahanya bisa memghemat biaya tanam padi 50 persen,” tandas pria yang berdomisil di Desa Ngampal Sumberrejo itu. (Red ).