Pekerjaan Jalan Lambat, Program BKD di Wilayah Kecamatan Kepohbaru Diduga Ada Kordinator

admin

Bojonegoro- Upaya percepatan pembangunan terus dilakukan, hal ini terbukti pada tahun 2021 Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berkomitmen mengucurkan dana bantuan keuangan kusus desa ( BKKD).

Namun pada regulasinya,pada pelaksanan pekerjaan bantuan tersebut, desa nampak compang camping dan keteteran untuk penyelesaian. 

Banyak faktor yang menjadi kendala, seperti halnya di Kecamatan Kepohbaru,pasalnya hingga saat ini ada beberapa desa yang belum juga menyelesaikan pekerjaan bantuan keuangan kusus desa (BKKD), padahal proses penunjukan maupun adamisntrasi lelang sudah lama dilakukan. 

Seperti yang disampaikan NA tokoh pemuda di Kecamatan Kepohbaru, dirinya mengaggap ada kejanggalan pada proses penentuan lelang, karena faktanya dari beberapa desa di kecamatan Kepohbaru hanya satu penyedia jasa yang memenangkan proses lelang, akibatnya pekerjaan ini lambat dan belum bisa selesai hingga saat ini. 

Ada proses yang tak wajar,seperti ada semacam kordinator dan diarahkan untuk menentukan AMP yang mengerjakan, akibatnya pekerjaan lambat dan keteteran” ucapnya.pada (27/12/21). 

NA juga menyayagkan,proses yang seharusnya dilakukan desa ini menjadi hak sepenuhnya malah menjadi beban antar desa, Karena ada dugaan dikordinir agar yang mengerjakan mengikuti dedengkot diwilayah Kecamatan. 

Menanggapi isu tersebut, Kusnaini Kepala Desa Pohwates saat dikonfirmasi wartawan ini menampik, bahwa apa yang menjadi isu tersebut kurang pas dan tidak sesuai dilapangan, Saat ini saya fokus pada bantuan BKKD di desa saya sendiri, Karena ini hak masing- masing desa. 

Adanya simpang siur isu ada kordinir di wilayah Kecamatan Kepohbaru soal yang mengerjakan BKD itu tidaklah benar, karena ini murni kewenangan desa masing- masing” jelasnya. 

Dirinya menambahkan, memang kebetulan  desa kami mendapat BKD dan yang mengerjakan sama dari beberapa desa lainya,hal ini lantas menjadi isu ada semacam kordinatornya. 

Kewenangan ada di masing- masing desa dan ketika AMP nya sama bukan berarti saya yang menentukan, semua adalah berdasar pilihannya masing- masing” tuturnya. 

Hingga saat ini jalan yang belum di kerjakan aspal terpaksa ditutup oleh desa, hal ini membuat pengguna jalan terpaksa harus memutar balik mencari jalan alternatif.(Red). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *