Menuju Era Gas Bumi, Ridwan Hisjam : Perlu Percepatan Pembangunan Infrastruktur Gas

admin
Img 20230125 172553 Copy 454x344

Bogor – Anggota Komisi VII DPR RI, M Ridwan Hisjam kembali mendorong Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas ) yang sedang melaksanakan pembangunan pipa transmisi pada ruas Cirebon-Semarang (Cisem) supaya cepat diselesaikan. Rabu (25/1/2023).

Pasalnya, menurut politisi Partai Golkar ini, perlu adanya percepatan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia untuk mewujudkan era gas bumi guna memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat.

Dilansir suarakarya.id sebelumnya,(5/10/2020), bahwa proyek ruas trasmisi Cisem ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), sesuai Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan. Ridwan berpesan bahwa di masa mendatang merupakan era baru bagi sektor migas yakni era Gas Bumi.

[irp]

Sebagaimana diketahui bahwa proven reserve minyak bumi sebesar 2.5 miliar barrel. Dengan asumsi rata-rata per tahun 781 ribu BOPD maka kurang dari Sembilan tahun minyak bumi akan habis.

Selain itu, Ridwan Hisjam menyampaikan sedangkan reserve gas bumi konvensional sebesar 100,2 TSCF. “Artinya cadangan kita sangat besar untuk gas bumi, itu bermakna menuju era ke depan era Gas Bumi,” kata Hisjam usai Rakor di Bogor, Jumat (4/9/2020).

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa telah memimpin rapat koordinasi dengan stakeholder terkait di Semarang, Selasa ( 11/8/2020).

Saat itu, ia meminta agar Komisi VII DPR RI dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku pemenang lelang pipa transmisi ruas Cisem pada 2006 untuk segera melakukan pembangunan.

[irp]

Ridwan Hisjam menyampaikan bahwa pembangunan pipa transmisi Cisem memiliki manfaat yang besar yakni mendukung program diversifikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar bersubsidi dan beralih ke penggunaan alternatif gas bumi untuk sektor rumah tangga, transportasi dan industri.

Rakor tersebut menghasilkan sejumlah kesimpulan, antara lain, pertama, mendorong PT Rekind agar melakukan pembangunan pipa ruas Cisem paling lambat pada September 2020.

Kedua, mendorong PT Rekind untuk segera menandatangani Gas Transportation agreement (GTA) dengan PT PGN guna memperoleh Final Investiment Desicion (PID).

Ketiga, Proyek transmisi Cisem bersama dengan pipa transmisi ruas WNTS-Peming dan ruas Dumai-Sie Mangke sudah masuk dalam usulan Kementerian ESDM untuk ditetapkan sebagai PSN.

[irp]

Keempat, pipa ruas transmisi Cisem akan mendukung kebutuhan energi dan bahan baku untuk pengembangan kawasan industri di wilayah Batang, Kendal, industri metanol, pembangkit tenaga listrik, serta pemenuhan kebutuhan Kilang Balongan.

Kelima, PT PGN tbk menjadi Shipper untuk ruas pipa transmisi Gas Bumi Cisem sesuai kesiapan demand, dan keenam akan dilakukan rapat secara berkala untuk memonitor perkembangan ruas pipa transmisi Gas Bumi Cisem dengan melibatkan Komisi VII DPR RI, BPH Migas, PT Rekind, PGN Group sesuai dengan permintaan Gubernur Jawa Tengah.

Lalu, sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi percepatan pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon- Semarang (Cisem) tanggal 11 Agustus 2020 di Semarang, maka dilakukan rapat koordinasi lanjutan di Bogor pada Jum’at (4/9/2020) yang menghasilkan sejumlah kesimpulan.

[irp]

Ridwan menyampaikan dalam menjalankan tugas konstitusional sebagai anggota dewan dari Komisi VII DPR RI, pihaknya kami perlu melakukan pengawasan proyek ruas transmisi Cisem sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah berhenti selama 14 tahun tidak dilakukan pembangunan.

” Pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cisem diharapkan dapat mendorong kawasan-kawasan industri baru disepanjang jalur pipa Cisem. Para pelaku Industri juga diharapkan beralih dari Bakan bakar khususnya HSD dengan pemanfaatan gas bumi dalam pengoperasiannya, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan Gas Bumi domestic”,pungkasnya.(Eko/sl/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *