Lamongan – Mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan, sudah seharusnya membangun kesadaran produktif dari berbagai gerakan perubahan. Gerakan mahasiswa tidak hanya diartikan hanya sebatas demonstrasi saja, ada beberapa opsi gerakan mahasiswa sebagai pejuang perubahan dalam menyuarakan aspirasi kepentingan masyarakat.
[irp]
[irp]
Hal ini diungkapkan oleh Abdul Rosyid, selaku Ketua Umum HMI Cabang Persiapan (P) Lamongan kepada awak media yang meliput kesiapan pelantikannya pada 1 Oktober 2023 mendatang. Ia mengatakan bahwa opsi gerakan yang bisa diperjuangkan oleh mahasiswa diantaranya gerakan akademis (Intelektual), pencipta dan pengabdi. Selain melaksanakan pengajaran, mahasiswa perlu kreatif dalam berbagai gagasan membangun kemajuan ummat dan bangsa, yang dituangkan dalam pengabdian mengawal terwujudnya masyarakat cita.
“Gerakan akademis merupakan usaha dengan memaksimalkan media massa, memperbanyak forum ilmiah melalui kajian, diskusi, seminar, penelitian, dan menulis gagasan,” ungkap Rosyid, kamis (28/09/2023).
Gerakan kedua, yaitu gerakan legal konstitusional yakni gerakan yang berjuang melalui jalur hukum dan konstitusi maupun politik, seperti mengajukan gugatan, advokasi, dan lainnya.
[irp]
“aplikasi gerakan advokasi misalnya saja hearing dengan Pemerintah, DPRD dan stakeholde terkait menyelesaikan problematika masyarakat. Selain itu advokasi hukum terhadap kasus tertentu,” terang Rosyid.
Dan yang ketiga, gerakan alternatif bisa melalui seni budaya seperti musik, sajak puisi atau teater.
Namun demikian, menurut Rosyid varian gerakan mahasiswa tersebut adalah sebuah pilihan, jadi tidak lantas satu dianggap lebih baik sementara yang lain tidak. Bahkan bisa dilakukan secara bersamaan.
Varian gerakan mahasiswa ini penting untuk dikembangkan agar gerakan mahasiswa dapat lebih efektif dan efisien dalam menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Jadi, mana varian yang dipilih tergantung mana yang dianggap efektif dan efisien dalam memperjuangkan aspirasi, bisa melalui jalur akademis, legal konstitusional, budaya atau unjukrasa sepanjang dengan damai atau tidak anarkis,” tandas Rosyid.
[irp]
Sementara saat disinggung fokus program kerja yang akan dilakukan dalam memimpin HMI Cabang (P) Lamongan, Rosyid menjelaskan bahwa HMI lahir diatas komitmen ke-Islaman, Ke-Intelektualan dan ke-Indonesian. Karena itu ditengah tantangan era digital dan revolusi industri 4.0 saat ini, pengkaderan menjadi fokus utama sehingga HMI bisa terus melahirkan kader umat kader bangsa. Rosyid juga berharap dimasa kepemimpinannya dengan potensi yang dimiliki HMI di Kabupaten Lamongan bisa semakin eksis.
“Semoga terus meningkat kualitas dan kuantitas, sehingga dalam waktu tak lama HMI Cabang Persiapan Lamongan bisa menjadi cabang penuh,” pungkasnya. ( sl/red)