Bojonegoro – Ruang kelas bagi seorang guru adalah bak wilayah kekuasaan. Didalam ruang kelas seorang guru menentukan bagaiman suasana kelas yang ada. Tidak jarang guru terjebak pada situasi dimana ia merasakan sebagaiman pemegang otoritas kebenaran.
Munculnya sikap otoriter pada guru berakibat pada kurangnya introspeksi diri. Dari sikap otoriter yang dikembangkan melahirkan sikap-sikap tidak adil terhadap siswa.
Sikap tidak adil pada guru sering muncul sebagai bentuk pertahanan diri karena tidak ingin kehilangan kewibawaan di depan siswa. Akibat dari perilaku tersebut sering siswa ditempatkan sebagai obyek yang sering dirugikan. Ketidak adilan yang dilakukan oleh guru dapat memunculkan perlawanan dari siswa baik secara terbuka maupun tersembunyi.
[irp]
[irp]
[irp]
Jika kondisi ini dipelihara yang terjadi adalah situasi kelas yang tidak kondusif dan kering. Sudah selayaknya guru menghindari sikap-sikap tidak adil kepada siswa. Sikap tidak adil yang kita pelihara berpotensi memunculkan sikap arogansi.
Sikap guru yang menjadikan diri sebagai pemegang otoritas kebenaran di samping merugikan siswa juga merugikan guru itu sendiri. Seperti halnya yang dilakukan oleh oknum guru di SD Negeri Ngrowo 2 ini.
Dalam keterangan siswa Berinisial C ini menjelaskan, Bu S kayak ya masih marah karena di protes mamah soal bully kemarin. Sikap marah ya dan tidak adilnya kepada saya kalau bersalaman dengan saya tidak seperti biasa, di hanya menempelkan sedikit jarinya ke tangan saya.
“Dan bahkan saat pelajaran, sikapnya berbeda untuk saya, seperti pilih kasih antara saya dengan siswa yang lain. Dan tidak hanya itu, bahkan Bu S juga tidak pernah bertanya apapun, pokoknya berbeda. Dan pilih kasih terhadap siswa lainnya, mungkin dia marah sama saya karena tidak terima di protes mamah soal bully.
Siti selaku orang tua siswa menjelaskan, pulang sekolah kemarin mengadu kesaya, kalau Bu S kelihatanya marah mah sama aku, soal e kalau salama itu gini hanya di tempel aja jarinya ketangan ku. Dan wajah nya itu cemberut saja sama aku. Bahkan aku tidak pernah di tanya soal apa-apa paham ngak pelajarannya atau gimana.
“Aku takut rasanya sekolah, soalnya Bu S seperti itu sikapnya. Dan Bu S pilih kasih sama aku dan lainnya. Saya ngak mau sekolah aja mah, anak saya bilang gitu, tapi setelah di dorong kakaknya dia mau sekolah dan berakat seperti biasa.
Manan selaku Ketua LSM Perkumpulan Independen Peduli Rakyat Bojonegoro (PIPRB) menjelaskan, guru itu adalah panutan bagi siswa. Tugas guru di sekolah adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan bersikap adil, jujur tidak pilih kasih terhadap siswa. Kamis 28/3/2024
“Jika tidak mau di protes seharusnya guru bisa memberikan arahan terbaik untuk siswanya. Guru seperti ini tidak pantas di jadikan teladan jika tidak bisa bersikap adil kepada siswanya.
Lebih lanjut ungkap Manan, yang mengaku bangga menjadi aktivis LSM tersebut, Kinerja Dinas pendidikan juga harus di pertanyakan, seharunya pihak dinas pendidikan bisa memberikan bimbingan terhadap guru agar bersikap adil kepada muridnya. Jika pihak dinas pendidikan tidak bisa memberikan pengarahan yang baik terhadap guru, lalu apa aja kerja mereka selama ini, kenapa masih saja ada Oknum Guru yang seperti ini.( Tim /red)